Kamis, 16 April 2009

psis semarang, kebanggan warga semarang


Berdiri: 1932
Alamat: JL Ki Mangun Sarkoro No. 8, Semarang
Telepon : (024) 8311365
Ketua Klub: Sukawi Sutarip
Stadion: Jatidiri, Semarang

Sejarah Singkat


Persatuan Sepakbola Indonesia Semarang atau lebih dikenal dengan sebutan PSIS Semarang adalah sebuah tim sepakbola profesional yang berkedudukan di Kota Semarang, Jawa Tengah. Saat ini tim berjuluk Mahesa Jenar adalah salah satu kontestan Superliga 2008/09, pentas kompetisi paling bergengsi di tanah air.

Awal mula terbentuknya tim kebanggaan warga Kota Semarang ini telah ada sejak ibukota Jawa Tengah ini masih berada di bawah kekuasaan pemerintah kolonial Belanda. Di mana klub yang pertama tercatat
adalah tim sepakbola UNION yang berdiri sejak 2 Juli 1911. Klub ini sendiri hanyalah sebutan bagi tim dengan nama Tionghoa Hoa Yoe Hwee Koan. Tim ini mendapatkan hak rechspersoon pada 1917 dari
pemerintah kolonial.

Setelah itu bermunculan pula klub-klub sepakbola lainnya seperti Comite Kampioens-wedstrijden Tionghoa (CKTH). Pada dekade 1926 tim ini berubah nama menjadi Hwa Nan Voetbalbond (HNV). Klub ini bahkan telah melakukan pertandingan eksibisi dengan klub luar negeri asal Taiwan, Loh Hua Team Voetbalbond.

Sementara di kalangan penduduk pribumi, perkumpulan yang menonjol adalah Tots Ons Doel (TOD) yang didirikan pada 23 Mei 1928. Klub ini bermarkas di Tanggul Kalibuntang (sekarang Jl. Dr. Cipto). Dalam
perjalanannya, TOD sempat berganti nama menjadi PS. Sport Stal Spieren (SSS). Klub inilah yang kemudian menjadi cikal bakal lahirnya PSIS Semarang, meski pada 1930 tim ini sempat berganti nama menjadi Voetbalbond Indonesia Semarang (VIS) yang berlatih di lapangan Karimata Timur.

Setelah PSSI lahir pada 19 April 1930, VIS kemudian kembali berganti nama menjadi Persatuan Sepakbola Indonesia Semarang (PSIS) yang beranggotakan klub sepakbola Romeo, PSKM, REA, MAS, PKVI, Naga, RIM, RDS dan SSS sendiri. Sebagai bentuk nasionalis, klub SSS kemudian berganti nama dalam bahasa Indonesia yang berarti, Sport Supaya Sehat, sampai sekarang.

Seperti halnya tim-tim lain di tanah air, PSIS Semarang pun memiliki pasang surut prestasi. Terlebih setelah sepakbola Indonesia memasuki era profesional pada musim kompetisi 1994/95. Puncaknya ketika
terdegradasi ke divisi satu pada musim 1999/00. Sangat ironis karena pada musim sebelumnya tampil sebagai juara. Untungnya hanya semusim berada di level kedua kompetisi sepakbola nasional, tim ini kembali ke divisi utama.

Sejak saat itu prestasi PSIS cenderung stagnan. Barulah pada musim 2006 mereka kembali bangkit dan nyaris merebut mahkota juara, setelah tampil sebagai runner-up. Namun setelah itu prestasi tim ini kembali menurun hingga akhirnya tidak mendapat tiket ke Superliga, karena hanya menempati peringkat kesepuluh. Beruntung, Persiter Ternate dan Persmin Minahasa, dua tim pemegang tiket Superliga, mundur akibat krisis finansial sehingga PSIS tampil sebagai pengganti bersama PKT Bontang.

Kiprah Di Superliga

Tampil sebagai tim pengganti membuat PSIS Semarang tidak begitu melakukan persiapan dengan baik. Terlebih karena seiring dengan itu mereka dililit masalah finansial yang cukup serius, akibat terhentinya aliran dana APBD Kota Semarang yang selama ini menopang kehidupan klub. Hal tersebut membuat sejumlah pilar andalannya hengkang ke klub lain.

Tak pelak PSIS melakukan persiapan seadannya yang berbuntut pada pemecatan pelatih Edi Pariono karena dianggap gagal mengangkat prestasi PSIS. Tugasnya pun diserahkan kepada Bambang Nurdiansyah. Masuknya mantan pelatih Arema Malang itu memang sempat mencuatkan harapan. Maklum saja karena mantan bomber timnas era 1990-an ini pernah mencatat prestasi saat membesut PSIS, ketika mengantar tim ini menempati peringkat kedua di divisi utama.

Sayang harapan itu tidak sepenuhnya bisa terealisasi. Prestasi PSIS tak juga kunjung membaik hingga menutup putaran pertama di papan bawah. Untuk sementara Idrus Gunawan dan kawan-kawan menempati
posisi ke-14 dengan torehan 13 poin dari 17 pertandingan. Hasil dari tiga kali menang, empat kali seri, dan sepuluh kali kalah. Jika tidak segera melakukan pembenahan, bukan tidak mungkin tim ini terlempar dari Superliga musim depan.

Peluang Juara

Untuk tampil sebagai juara memang jauh dari harapan. Sebab PSIS tertinggal cukup jauh dengan 26 poin dari Persipura Jayapura yang menjadi pemuncak klasemen. Dibutuhkan keajaiban jika PSIS ingin tampil sebagai juara. Sebab selain harus mampu mengejar peroleh poin Mutiara Hitam, skuad tim besutan pelatih Bambang Nurdiansyah itu harus mampu menahan laju tim lain yang juga mengincar juara.

Yang paling realisitis bagi PSIS adalah bagaimana berpikir keras agar jangan sampai terdegradasi dari ajang kompetisi paling bergengsi di tanah air pada musim depan. Sebab posisi PSIS di akhir putaran
pertama itu sangat rawan. Terlebih karena hanya terpaut empat poin dengan penghuni papan bawah Persitara Jakarta Utara.

Penambahan amunisi yang lebih siap tempur mutlak harus dilakukan. Itu karena skuad tim yang ada saat ini jelas jauh dari harapan. Terutama dari sektor pemain asingnya yang mestinya menjadi tumpuan bagi Mahesa Jenar dalam meraup poin, agar terhindar dari zona degradasi. Bagaimana pun, kualitas pemain impor itu minimal berada dua tingkat di atas pemain lokal. Sekiranya kualitasnya tidak jauh berbeda, maka harapan meraih prestasi jelas sulit diperoleh.

Prestasi

Perserikatan

Juara: 1986/87

Liga Indonesia (LI)

1994/95: Peringkat 13 Wilayah Timur
1995/96: Peringkat 10 Wilayah Timur
1996/97: Peringkat Enam Grup Tengah
1998/99: Juara
1999/00: Degradasi ke divisi satu
2001: Promosi ke divisi utama
2002: Peringkat ke-8 Wilayah Timur
2003: Peringkat ke-13
2004: Peringkat ke-9
2005: Peringkat ke-3
2006: Runner-up
2007: Posisi ke-10 Wilayah Barat

sejarah kota semarang

SEMARANG, sebagai kota raya dan lbu kota Jawa Tengah, memiliki sejarah yang panjang. Mulanya dari dataran lumpur,yang kemudian hari berkembang pesat menjadi lingkungan maju dan menampakkan diri sebagai kota yang penting. Sebagai kota besar, ia menyerap banyak pendatang. Mereka ini, kemudian mencari penghidupan dan menetap di Kota Semarang sampai akhir hayatnya. Lalu susul menyusul kehidupan generasi berikutnya. Di masa dulu, ada seorang dari kesultanan Demak bernama pangeran Made Pandan bersama putranya Raden Pandan Arang, meninggalkan Demak menuju ke daerah Barat Disuatu tempat yang kemudian bernama Pulau Tirang, membuka hutan dan mendirikan pesantren dan menyiarkan agama Islam. Dari waktu ke waktu daerah itu semakin subur, dari sela-sela kesuburan itu muncullah pohon asam yang arang (bahasa Jawa: Asem Arang), sehingga memberikan gelar atau nama daerah itu menjadi Semarang.

Sebagai pendiri desa, kemudian menjadi kepala daerah setempat, dengan gelar Kyai Ageng Pandan Arang I. Sepeninggalnya, pimpinan daerah dipegang oleh putranya yang bergelar Pandan Arang II. Di bawah pimpinan Pandan Arang, daerah Semarang semakin menunjukkan pertumbuhannya yang meningkat, sehingga menarik perhatian Sultan Hadiwijaya dan Pajang. Karena persyaratan peningkatan daerah dapat dipenuhi, maka diputuskan untuk menjadikan Semarang setingkat dengan Kabupaten. Akhirnya Pandan Arang oleh Sultan Pajang melalui konsultasi dengan Sunan Kalijaga, juga bertepatan dengan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW, tanggal 12 rabiul awal tahun 954 H atau bertepatan dengan tanggal 2 Mei 1547 masehi dinobatkan menjadi Bupati yang pertama. Pada tanggal itu "secara adat dan politis berdirilah kota Semarang" . Masa pemerintahan Pandan Arang II menunjukkan kemakmuran dan kesejahteraan yang dapat dinikmati penduduknya. Namun masa itu tidak dapat berlangsung lama karena sesuai dengan nasihat Sunan Kalijaga, Bupati Pandan Arang II mengundurkan diri dari hidup keduniawian yang melimpah ruah. la meninggalkan jabatannya, meniggalkan Kota Semarang bersama keluarga menuju arah Selatan melewati Salatiga dan Boyolali, akhirnya sampai ke sebuah bukit bernama jabalekat di daerah Klaten. Didaerah ini, beliau menjadi seorang penyiar agama Islam dan menyatukan daerah Jawa Tengah bagian Selatan dan bergelar Sunan Tembayat. Beliau wafat pada tahun 1553 dan dimakamkan di puncak Gunung Jabalkat. Sesudah Bupati Pandan Arang mengundurkan diri lalu diganti oleh Raden Ketib, Pangeran Kanoman atau Pandan Arang III (1553-1586), kemudian disusul pengganti berikutnya yaitu Mas R.Tumenggung Tambi (1657-1659), Mas Tumenggung Wongsorejo (1659 - 1666), Mas Tumenggung Prawiroprojo (1966-1670), Mas Tumenggung Alap-alap (1670-1674), Kyai Mertonoyo, Kyai Tumenggung. Yudonegoro atau Kyai Adipati Suromenggolo (1674 -1701), Raden Maotoyudo atau Raden Summmgrat (1743-1751), Marmowijoyo atau Sumowijoyo atau Sumonegoro atau Surohadmienggolo (1751-1773), Surohadimenggolo IV (1773-?), Adipati Surohadimenggolo V atau kanjeng Terboyo (?), Raden Tumenggung Surohadiningrat (?-1841), Putro Surohadimenggolo (1841-1855), Mas Ngabehi Reksonegoro (1855-1860), RTP Suryokusurno (1860-1887), RTP Reksodirjo (1887-1891), RMTA Purbaningrat (1891-?), Raden Cokrodipuro (?-1927), RM Soebiyono (1897-1927), RM Amin Suyitno (1927-1942), RMAA Sukarman Mertohadinegoro (1942-1945), R. Soediyono Taruna Kusumo (1945-1945), hanya berlangsung satu bulan, M. Soemardjito Priyohadisubroto (tahun 1946, 1949 - 1952 yaitu masa Pemerintahan Republik Indonesia) pada waktu Pemerintahan RIS yaitu pemerintahann federal diangkat Bupati RM.Condronegoro hingga tahun 1949. Sesudah pengakuan kedaulatan dari Belanda, jabatan Bupati diserah terimakan kepada M. Sumardjito. Penggantinya adalah R. Oetoyo Koesoemo (1952-1956). Kedudukannya sebagai Bupati Semarang bukan lagi mengurusi kota melainkan mengurusi kawasan luar kota Semarang. Hal ini terjadi sebagai akibat perkembangnya Semarang sebagai Kota Praja.

Pada tahun 1906 dengan Stanblat Nomor 120 tahun 1906 dibentuklah Pemerintah Gemeente. Pemerintah kota besar ini dikepalai oleh seorang Burgemeester (Walikota). Sistem Pemerintahan ini dipegang oleh orang-orang Belanda berakhir pada tahun 1942 dengan datangya pemerintahan pendudukan Jepang. Pada masa Jepang terbentuklah pemerintah daerah Semarang yang di kepalai Militer (Shico) dari Jepang. Didampingi oleh dua orang wakil (Fuku Shico) yang masing-masing dari Jepang dan seorang bangsa Indonesia. Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamasikan tanggal 17 Agustus 1945, pemerintahan daerah Kota Semarang belum dapat menjalankan tugasnya karena pendudukan Belanda. Tahun 1946 lnggris atas nama Sekutu menyerahkan kota Semarang kepada pihak Belanda.Ini terjadi pada tangga l6 Mei 1946. Tanggal 3 Juni 1946 dengan tipu muslihatnya, pihak Belanda menaiigkap Mr. Imam Sudjahri, walikota Semarang sebelum proklamasi kemerdekaan. Tidak lama sesudah kemerdekaan, yaitu tanggal 15 sampai 20 Oktober 1945 terjadilah peristiwa kepahlawanan pemuda-pemuda Semarang yang bertempur melawan balatentara Jepang yang bersikeras tidak bersedia menyerahkan diri kepada Pasukan Republik. Perjuangan ini dikenal dengan nama Pertempuran Lima Hari. Selama masa pendudukan Belanda tidak ada pemerintahan daerah kota Semarang. Narnun para pejuang di bidang pemerintahan tetap menjalankan pemerintahan di daerah pedalaman atau daerah pengungsian diluar kota sampai dengan bulan Desember 1948. daerah pengungsian berpindah-pindah mulai dari kota Purwodadi, Gubug, Kedungjati, Salatiga, dan akhirnya di Yogyakarta. Pimpinan pemerintahan berturut-turut dipegang oleh R Patah, R.Prawotosudibyo dan Mr Ichsan. Pemerintahan pendudukan Belanda yang dikenal dengan Recomba berusaha membentuk kembali pemerintahan Gemeente seperti dimasa kolonial dulu di bawah pimpinan R Slamet Tirtosubroto. Hal itu tidak berhasil, karena dalam masa pemulihan kedaulatan harus menyerahkan kepada Komandan KMKB Semarang pada bulan Februari 1950. tanggal I April 1950 Mayor Suhardi, Komandan KMKB. menyerahkan kepemimpinan pemerintah daerah Semarang kepada Mr Koesoedibyono, seorang pegawai tinggi Kementrian Dalam Negeri di Yogyakarta. Beliau menyusun kembali aparat pemerintahan guna memperlancar jalannya pemerintahan. Sejak tahun 1945 para walikota yang memimpin kota besar Semarang yang kemudian menjadi Kota Praja dan akhirnya menjadi Kota Semarang adalah sebagai berikut :

1. Mr. Moch.lchsan

2. Mr. Koesoebiyono (1949 - 1 Juli 1951)

3. RM. Hadisoebeno Sosrowardoyo ( 1 Juli 1951 - 1 Januari 1958)

4. Mr. Abdulmadjid Djojoadiningrat ( 7Januari 1958 - 1 Januari 1960)

5. RM Soebagyono Tjondrokoesoemo ( 1 Januari 1961 - 26 April 1964)

6. Mr. Wuryanto ( 25 April 1964 - 1 September 1966)

7. Letkol. Soeparno ( 1 September 1966 - 6 Maret 1967)

8. Letkol. R.Warsito Soegiarto ( 6 Maret 1967 - 2 Januari 1973)

9. Kolonel Hadijanto ( 2Januari 1973 - 15 Januari 1980)

10. Kol. H. Imam Soeparto Tjakrajoeda SH ( 15 Januari 1980 - 19 Januari 1990)

11. Kolonel H.Soetrisno Suharto ( 19Januari 1990 - 19 Januari 2000)

12. H. Sukawi Sutarip SH. ( 19 Januari 2000 - sekarang )

SEMARANGAN


Dengan pelabuhannya yang terkenal sejak jaman Belanda, Semarang merupakan kota yang ideal sebagai gerbang masuk menuju kota-kota lain di Jawa Tengah. Berbagai kegiatan bongkar muat terjadi di pelabuhan Tanjung Emas Semarang untuk kemudian diangkut menuju kota-kota lain. Tak heran bila kemudian Semarang lebih dikenal sebagai Kota Transit daripada Kota Wisata. Padahal Semarang menyimpan begitu banyak keunikan yang bisa dinikmati dan obyek-obyek yang bisa dikunjungi. Sebagai Ibu Kota Propinsi Jawa Tengah, Semarang merupakan pusat industri, perdagangan dan pemerintahan yang mengatur 34 kota dan kabupaten lainnya. Maka wajar bila kota ini memiliki berbagai fasilitas yang lebih baik dan lebih lengkap dibanding kota-kota lain di Jawa Tengah. Dengan keunikan bentuk geologisnya yang jarang ditemui di kota-kota lain, Semarang seperti terbagi menjadi daerah dengan dua iklim, panas dan sejuk. Iklim yang panas terjadi karena kota berada dipesisir pantai Semarang yang merupakan dataran rendah. Sedang Iklim yang sejuk didapat karena sebagian Kota Semarang berada di lereng gunung Ungaran. Semarang selama ini dikenal sebagai kota industri dan bisnis. Tapi bukan berarti Semarang tidak memiliki tempat-tempat yang menarik untuk dikunjungi.Ada bangunan bersejarah seperti Tugu Muda. Tugu ini dibangun sebagai monumen untuk mengenang heroisme pejuang Semarang melawan penjajah Jepang. Kemudian ada Gereja Blenduk yang merupakan peninggalan Belanda. Museum-museum seperti Museum Ronggowarsito, Museum mandala Bakti, Museum Nyonya Meneer, Museum Jamu Jago dan Muri. Selain bangunan kuno, Semarang juga memiliki tempat wisata bermain untuk anak-anak, Wonderia dan Istana Majapahit. Bagi yang gemar melihat keindahan alam, ada Goa Kreo, Agro Wisata Sodong, kampung Wisata Taman Lele. Saat ini di Semarang juga sedang dibangun Kebun Binatang yang lebih lengkap dan besar. Dan yang baru selesai direnovasi yaitu Klenteng Sam Poo Kong, bangunan ini sangat indah, karena merupakan perpaduan antara ornamen Cina yang sangat kental dipadu dengan bentuk atap yang mirip joglo. Untuk menunjang kebutuhan para wisatawan, Semarang juga sudah mempersiapkan hotel dari yang paling murah sampai hotel berbintang.Transportasi yang mudah dan nyaman, biro perjalanan yang siap memandu perjalanan para wisatawan. Kalau berkunjung ke Semarang, jangan lupa dengan makanan khasnya, bandeng presto dan wingko babat.